Sabtu, 03 April 2010

internet sehat

Pengakuan dan pujian diberikan oleh sejumlah peneliti dan aktifis bidang ICT (Information and Communication Technology) sesaat seusai pemaparkan presentasi tentang penelitian perkembangan pemanfaatan media baru (Internet) dan kaitannya dengan kebebasan berekspresi di Indonesia. Salah satu poin yang telah dipaparkan adalah gerakan advokasi Internet Sehat yang pro pada kebebasan berekspresi di Internet secara aman dan bijak, dengan pendekatan self-censorship dan pemberdayaan masyarakat.
Pengakuan dari internasional tersebut terjadi belum lama berselang, ketika diadakannya workshop khusus bagi para peneliti dan aktifis ICT se-Asia dalam lingkup OpenNet Initiative di Wawasan Open University, Penang, Malaysia. Khusus pada waktu itu, Indonesian ICT for Partnership (ICT Watch) bersinergi dengan dunia akademis dengan mengundang Akbar Marwan dari Universitas Gunadarma yang turut aktif berperan menyuarakan kepentingan dan keberhasilan Indonesia dalam workshop tersebut.
Menurut para wakil dari negara sahabat tersebut, program Internet Sehat tersebut adalah contoh yang unik dan inspiratif tentang bagaimana program advokasi kepada publik dilakukan dengan menggunakan sejumlah media baru (facebook, blog, crowdvine) digabungkan dengan kegiatan-kegiatan offline seperti workshop dan seminar, dan juga dilengkapi dengan ketersediaan booklet panduan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy, merchandise hingga lomba blog sehat untuk meningkatkan awareness publik.
Blessing in disguise, Indonesia mendapatkan jadwal sesi paling akhir bersama Filipina, pada hari terakhir, setelah dua hari sebelumnya sejumlah peneliti dari negara lain di Asia memaparkan presentasinya. “Your presentation is the most interesting one so far,” demikian pujian yang disampaikan oleh India.
Workshop OpenNet Initiative itu sendiri dihadiri oleh peneliti dan aktivis ICT dari Universitas Toronto Kanada, Sekolah Hukum Harvard Amerika, Universitas Oxford Inggris dan Universitas Cambridge Inggris. Keempat perguruan tinggi kenamaan tersebut adalah penggagas kegiatan OpenNet Initiative yang didanai oleh negara Kanada melalui lembaga International Development Research Centre. Sekedar menyampaikan catatan sejarah, istilah Internet Sehat pada awalnya tercetuskan pada sekitar 7 tahun silam, tepatnya pada 2002. Salah satu kegiatan awal memperkenalkan program Internet Sehat ke publik secara luas adalah pada 29 April 2002, dengan meluncurkan situs resmi dan brosur hardcopy Internet Sehat edisi perdana. Bahkan sebulan sebelum peluncuruan tersebut, ICT Watch telah memulai gerakan ber-Internet Sehat dengan bentuk advokasi offline kepada Majelis Ulama Indonesia pada 13 Maret 2002
Dapatlah menjadi gambaran bagaimana sebenarnya visi-misi dari program advokasi Internet Sehat yang pertama kali dicanangkan dan dijalankan oleh ICT Watch sejak 2002 silam. Jelas bahwa program advokasi Internet Sehat yang diusung oleh ICT Watch adalah “mengedepankan kebebasan berekspresi di Internet secara aman (safely) dan bijak (wisely), dengan pendekatan self-censorship dan pemberdayaan masyarakat“. Jadi ketika ada program atau kegiatan yang mengusung nama Internet Sehat” tetapi pendekatannya adalah mutlak melulu soal filtering total di level ISP atau bersifat top-down (perintah/kewajiban), atau sekedar membuat acara/program seremonial belaka, maka sudah jelas program atau kegiatan tersebut “mendurhakai” atau “menciderai” semangat awal Internet Sehat tahun 2002. Atau setidaknya, dapat dkatakan bahwa program atau kegiatan tersebut bukanlah Internet Sehat dengan pendekatan bottom-up yang merakyat.





Ini bukan berarti ICT Watch ingin mengklaim sepenuhnya gerakan advokasi Internet Sehat. Justru sebaliknya, ICT Watch tidak ingin Internet Sehat diklaim oleh segelintir orang atau golongan saja sebagai hasil karyanya atau keberhasilannya. Sebab tanpa adanya semangat dan partisipasi dari masyarakat luas, program Internet Sehat hanyalah slogan semata sejak 2002 silam. Dalam kegiatannya, khususnya Internet Sehat, ICT Watch selalu melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak terkait, entah itu dari pemerintah, swasta ataupun masyarakat sendiri.

ICT Watch sendiri sudah menganggap bahwa istilah Internet Sehat sudah cukup popular di masyarakat dan sudah saatnya menjadi public domain. Setelah Internet Sehat menjadi populer dan dikenal cukup luas, maka peran ICT Watch berikutnya adalah menjaga agar kemurnian semangat (spirit) dan jiwa (soul) Internet Sehat tetap tegak terjaga sebagaimana dilahirkan 7 tahun lalu, dengan meminimalisir kemungkinan di-”manfaatkan” atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu penyalahgunaan tersebut misalnya untuk keperluan sekedar mendapatkan proyek ini-itu berkedok sosialisasi, untuk kepentingan pribadi atau segelintir kelompok tertentu, dengan seolah-olah peduli dan paham semangat mendasar dari Internet Sehat.
Untuk mendukung kegiatan Internet Sehat tersebut, kini ICT Watch tengah membangun “Lab Komputer Sehat”, lagi-lagi dengan mengedepankan semangat dari-oleh-untuk masyarakat. Lab tersebut diberi nama Lab Komputer Sehat yang mengumandangkan semangat “wise while online, think before you posting!“.
Mengingat pentingnya perlindungan untuk anak-anak dari konten negatif di Internet ini, pemerintah melalui DEPKOMINFO (Departemen Komunikasi dan Informatika) meluncurkan proyek INSAN (Internet Sehat dan Aman). Untuk memberikan dukungan pada proyek INSAN ini, dibuatlah perangkat lunak PERISAI (Perangkat Internet Sehat & Aman untuk Anak Indonesia) dengan harapan dapat memberikan edukasi dan sekaligus proteksi untuk anak-anak di era Internet.
PERISAI adalah software kreasi lokal yang dikembangkan khusus untuk memberikan perlindungan (proteksi) dan pendidikan (edukasi) bagi anak¬-anak Indonesia, mulai dari tingkat pra¬sekolah sampai tingkat menengah. Selain menyediakan fasilitas proteksi situs dalam bahasa Inggris dan Indonesia, PERISAI juga berisi berbagai macam program edukasi, seperti matematika, bahasa, komputer, geografi, kimia, fisika, dan lain-lain. Tentu saja Anda juga bisa menemukan berbagai permainan menarik didalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.