Sabtu, 03 April 2010

Makanan di Pondok

Pesantren, pondok pesantren, atau disebut pondok saja, adalah sekolah Islam berasrama yang terdapat di Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur'an dan Sunnah Rasul, dengan mempelajari bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasa Islamia.
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.
Para santri yang tinggal di pondok akan mendapatkan makanan dari pondok. Menurut pengakuan beberapa santri, makanan di pondok itu sering terkesan sederhana bahkan amat sederhana. Beberapa waktu yang lalu tersebar berita tentang 22 santri di Klaten yang keracunan makanan pondok karena daya tahan tubuh mereka yang rendah ( baca http://www.antara.co.id/print/?i=1174485498 ). Begitu juga keberadaan santri di daerah Magelang, yang tercacat ada 65 santri yang keracunan makanan basi (baca : http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=29459), ada pula berita tentang santri yang keracunan telur ceplok, nasi kuning, dan beberapa berita-berita keracunan yang lain.
Sungguh memprihatinkan juga bila kita mengetahui hal yang demikian. Namun perlu kita ketahui bahwa keberadaan pondok-pondok pesantren LDII belum pernah mengalami hal yang demikian. Mengapa ? Karena menejemen Pondok pesantren LDII cukup baik. Walau kadang makanan-makanan yang dihidangkan dipondok belum cukup mewah dan masih terkesan sederhana. Al hasil di pondok pesantren LDII angka presentasi santri yang terserang sakit mag, diare, ataupun typus sangat kecil. Kesuksesan pengurus pondok-pondok pesantren LDII dalam mengelola segala sesuatu untuk santrinya tak luput dari dukungan seluruh warga LDII.

internet sehat

Pengakuan dan pujian diberikan oleh sejumlah peneliti dan aktifis bidang ICT (Information and Communication Technology) sesaat seusai pemaparkan presentasi tentang penelitian perkembangan pemanfaatan media baru (Internet) dan kaitannya dengan kebebasan berekspresi di Indonesia. Salah satu poin yang telah dipaparkan adalah gerakan advokasi Internet Sehat yang pro pada kebebasan berekspresi di Internet secara aman dan bijak, dengan pendekatan self-censorship dan pemberdayaan masyarakat.
Pengakuan dari internasional tersebut terjadi belum lama berselang, ketika diadakannya workshop khusus bagi para peneliti dan aktifis ICT se-Asia dalam lingkup OpenNet Initiative di Wawasan Open University, Penang, Malaysia. Khusus pada waktu itu, Indonesian ICT for Partnership (ICT Watch) bersinergi dengan dunia akademis dengan mengundang Akbar Marwan dari Universitas Gunadarma yang turut aktif berperan menyuarakan kepentingan dan keberhasilan Indonesia dalam workshop tersebut.
Menurut para wakil dari negara sahabat tersebut, program Internet Sehat tersebut adalah contoh yang unik dan inspiratif tentang bagaimana program advokasi kepada publik dilakukan dengan menggunakan sejumlah media baru (facebook, blog, crowdvine) digabungkan dengan kegiatan-kegiatan offline seperti workshop dan seminar, dan juga dilengkapi dengan ketersediaan booklet panduan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy, merchandise hingga lomba blog sehat untuk meningkatkan awareness publik.
Blessing in disguise, Indonesia mendapatkan jadwal sesi paling akhir bersama Filipina, pada hari terakhir, setelah dua hari sebelumnya sejumlah peneliti dari negara lain di Asia memaparkan presentasinya. “Your presentation is the most interesting one so far,” demikian pujian yang disampaikan oleh India.
Workshop OpenNet Initiative itu sendiri dihadiri oleh peneliti dan aktivis ICT dari Universitas Toronto Kanada, Sekolah Hukum Harvard Amerika, Universitas Oxford Inggris dan Universitas Cambridge Inggris. Keempat perguruan tinggi kenamaan tersebut adalah penggagas kegiatan OpenNet Initiative yang didanai oleh negara Kanada melalui lembaga International Development Research Centre. Sekedar menyampaikan catatan sejarah, istilah Internet Sehat pada awalnya tercetuskan pada sekitar 7 tahun silam, tepatnya pada 2002. Salah satu kegiatan awal memperkenalkan program Internet Sehat ke publik secara luas adalah pada 29 April 2002, dengan meluncurkan situs resmi dan brosur hardcopy Internet Sehat edisi perdana. Bahkan sebulan sebelum peluncuruan tersebut, ICT Watch telah memulai gerakan ber-Internet Sehat dengan bentuk advokasi offline kepada Majelis Ulama Indonesia pada 13 Maret 2002
Dapatlah menjadi gambaran bagaimana sebenarnya visi-misi dari program advokasi Internet Sehat yang pertama kali dicanangkan dan dijalankan oleh ICT Watch sejak 2002 silam. Jelas bahwa program advokasi Internet Sehat yang diusung oleh ICT Watch adalah “mengedepankan kebebasan berekspresi di Internet secara aman (safely) dan bijak (wisely), dengan pendekatan self-censorship dan pemberdayaan masyarakat“. Jadi ketika ada program atau kegiatan yang mengusung nama Internet Sehat” tetapi pendekatannya adalah mutlak melulu soal filtering total di level ISP atau bersifat top-down (perintah/kewajiban), atau sekedar membuat acara/program seremonial belaka, maka sudah jelas program atau kegiatan tersebut “mendurhakai” atau “menciderai” semangat awal Internet Sehat tahun 2002. Atau setidaknya, dapat dkatakan bahwa program atau kegiatan tersebut bukanlah Internet Sehat dengan pendekatan bottom-up yang merakyat.





Ini bukan berarti ICT Watch ingin mengklaim sepenuhnya gerakan advokasi Internet Sehat. Justru sebaliknya, ICT Watch tidak ingin Internet Sehat diklaim oleh segelintir orang atau golongan saja sebagai hasil karyanya atau keberhasilannya. Sebab tanpa adanya semangat dan partisipasi dari masyarakat luas, program Internet Sehat hanyalah slogan semata sejak 2002 silam. Dalam kegiatannya, khususnya Internet Sehat, ICT Watch selalu melibatkan sebanyak mungkin pihak-pihak terkait, entah itu dari pemerintah, swasta ataupun masyarakat sendiri.

ICT Watch sendiri sudah menganggap bahwa istilah Internet Sehat sudah cukup popular di masyarakat dan sudah saatnya menjadi public domain. Setelah Internet Sehat menjadi populer dan dikenal cukup luas, maka peran ICT Watch berikutnya adalah menjaga agar kemurnian semangat (spirit) dan jiwa (soul) Internet Sehat tetap tegak terjaga sebagaimana dilahirkan 7 tahun lalu, dengan meminimalisir kemungkinan di-”manfaatkan” atau disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu penyalahgunaan tersebut misalnya untuk keperluan sekedar mendapatkan proyek ini-itu berkedok sosialisasi, untuk kepentingan pribadi atau segelintir kelompok tertentu, dengan seolah-olah peduli dan paham semangat mendasar dari Internet Sehat.
Untuk mendukung kegiatan Internet Sehat tersebut, kini ICT Watch tengah membangun “Lab Komputer Sehat”, lagi-lagi dengan mengedepankan semangat dari-oleh-untuk masyarakat. Lab tersebut diberi nama Lab Komputer Sehat yang mengumandangkan semangat “wise while online, think before you posting!“.
Mengingat pentingnya perlindungan untuk anak-anak dari konten negatif di Internet ini, pemerintah melalui DEPKOMINFO (Departemen Komunikasi dan Informatika) meluncurkan proyek INSAN (Internet Sehat dan Aman). Untuk memberikan dukungan pada proyek INSAN ini, dibuatlah perangkat lunak PERISAI (Perangkat Internet Sehat & Aman untuk Anak Indonesia) dengan harapan dapat memberikan edukasi dan sekaligus proteksi untuk anak-anak di era Internet.
PERISAI adalah software kreasi lokal yang dikembangkan khusus untuk memberikan perlindungan (proteksi) dan pendidikan (edukasi) bagi anak¬-anak Indonesia, mulai dari tingkat pra¬sekolah sampai tingkat menengah. Selain menyediakan fasilitas proteksi situs dalam bahasa Inggris dan Indonesia, PERISAI juga berisi berbagai macam program edukasi, seperti matematika, bahasa, komputer, geografi, kimia, fisika, dan lain-lain. Tentu saja Anda juga bisa menemukan berbagai permainan menarik didalamnya.

Informasi Teknologi

Informasi Teknologi
Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk menyusun, memproses, mendapatkan, menyimpan data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu dan juga merupakan informasi yang strategis dalam mengambil suatu keputusan.
Perkembangan IT memacu suatu cara baru dalam kehidupan sehari – hari seperti adanya istilah e- life atau yang artinya bahwa kehidupan kita selalu dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Jadi tidaklah heran jika ada seorang pakar IT yang mengibaratkan IT dengan dunia otomotif “ Seandainya dunia otomotif maju pesat seperti IT mungkin saat ini juga sudah dapat diproduksi sebuah mobil yang berbahan bakar solar, yang kecepatannya bisa kita pacu hingga kecepatan maximum 10.000 km / jam dan harga mobil tersebut bisa kita beli hanya dengan uang sepuluh ribu rupiah saja.
Melihat fenomena – fenomena tersebut sudah seharusnya kita sebagai warga LDII juga harus menguasai IT karena dengan begitu citra kita sebagai warga LDII di luar juga tidak diremehkan oleh ormas – ormas lainnya. Dalam hal ini yang menyangkut dengan masalah IT dan kita buktikan juga bahwa kegiatan kita tidak hanya melulu mengaji.
Saat – saat ini para ulama – ulama LDII dituntut untuk bisa mengerti serta memahami perkembangan IT yang secara continue akan terus berkembang. Jika saja para ulama tidak mau tahu tentang perkembangan IT, maka yang menonjol nanti adalah dampak negatifnya saja. Sebab kebebasan IT yang terjadi sekarang cenderung menodai nilai – nilai tradisi, agama dan budaya kita. Kenapa IT selalu kita dengung – dengungkan ? karena IT saat ini sudah menjadi KEBUTUHAN hampir semua lapisan masyarakat. Jadi jika saja para ulama tidak mau tahu dengan hal ini maka sama saja dengan membiarkan warganya sebagai umat yang tertinggal dari kemajuan dan perkembangan IT. Padahal IT juga bisa kita gunakan sebagai media dakwak kepada warga LDII khususnya dan masyarakat.
Untuk itulah kita para pecinta IT disini mempunyai ide untuk memanfaatkan nilai positif keberadaan IT ini sehingga dibentuklah suatu tim ICT untuk membantu program kerja DPP LDII. Karena dengan adanya tim ICT ini insya Allah program – program kerja DPP akan sangat terbantu melalui IT. Baik dari segi dakwahnya, penyampaian ke grass root dan lainnya.
Tidak bisa disangkal lagi bahwa sector IT dan telekomunikasimerupakan sector yang paling dominan dalam kehidupan manusia nantinya, dalam artian siapa yang dapat menguasai teknologi dengan baik maka dia bisa menguasai dunia atau menjadi gurunya dunia.